Selasa, 09 Juni 2015
On 08.16 by Zuhdi Amin No comments
PENDAHULUAN
Plastik adalah material
yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi dan
industri membuat aktivitas produksi plastik
terus meningkat. Hampir
semua produk menggunakan plastik
baik sebagai kemasan atau bahan dasar. Material plastik banyak digunakan karena memiliki kelebihan dalam sifatnya yang
ringan, transparan, tahan air, serta harganya relatif murah dan terjangkau oleh
semua kalangan masyarakat. Segala keunggulan ini membuat plastik digemari dan banyak
digunakan dalam hampir
setiap aspek kehidupan manusia. Akibatnya,
jumlah produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.
jumlah produksi plastik yang akan menjadi sampah pun terus bertambah.
Menurut Jean-Francois
Nobelt (2005 : 4 - 7), Negara-negara berkembang berusaha meningkatkan taraf
hidupnya dengan tingkat konsumsi yang tinggi, sehingga mereka membuang banyak
sampah. Misalnya saja di Indonesia, sampah yang terbuang setiap harinya saja
sekitar 11.330 ton. Padahal di negara-negara
maju seperti Afrika, seorang Afrika hanya menghasilkan 17 kg sampah rumah
tangga setiap tahunnya. Sampah yang begitu banyak membuat dunia kita menjadi rusak dan kemudian terjadi
penyakit dimana-mana. Seperti pada Abad Pertengahan,
sampah dibuang ke jalan dan sungai sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan meningkatkan resiko penularan penyakit, seperti pes. Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi lagi bukan?
sampah dibuang ke jalan dan sungai sehingga menimbulkan bau tidak sedap dan meningkatkan resiko penularan penyakit, seperti pes. Tentunya kita tidak ingin hal itu terjadi lagi bukan?
Kurangnya kesadaran akan
limbah dan tingkat konsumsi masyarakat serta aktivitas lainnya yang semakin
bertambah mengakibatkan sampah terus menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Sampah yang umum ditemukan di TPA antara lain botol minuman, deterjen, dan
kantong plastik.
Sampah-sampah yang kurang menarik tersebut membuat kita enggan melihat bahkan
meliriknya. Padahal jika kita mau berusaha sedikit, sampah-sampah tersebut
dapat menjadi peluang usaha. Bahkan jika kita mau mengolahnya dengan benar,
usaha ini dapat menjadi sumber daya.
Akibat begitu banyaknya
sampah di lingkungan, kita jadi bertanya-tanya. Bagaimanakah cara untuk
mengurangi sampah? Apakah ada persyaratan agar sampah dapat diproses? Apa yang
dapat kita olah dari sampah? Bagaiman cara mengolah sampah tersebut? Dan,
bagaimana cara mengelola usaha tersebut
agar sukses? Maka, disini akan dipaparkan jawaban-jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan di atas. Begitu juga dengan tip dan trik agar usaha daur
ulang sampah plastik
dapat terus berkembang dan sukses.
PEMBAHASAN
A.
Sampah Plastik
Limbah/sampah
adalah sisa/buangan hasil aktivitas manusia/makhluk hidup atau aktivitas alam
yang dapat mengganggu keseimbangan alam jika jumlahnya melebihi ambang batas.
Aktivitas manusia tersebut antara lain kegiatan pabrik, kegiatan rumah tangga,
dan pembakaran. Sedangkan aktivitas alam berupa bencana alam, misalnya gunung
meletus, banjir, dan tanah longsor (Haryanti, 2011: 1). Limbah tersebut
memiliki komponen yang beragam dari yang organik sampai yang nonorganik, yang
dapat didaur ulang sampai yang tidak dapat didaur ulang. Salah satu komponen
limbah yang dapat didaur ulang dan yang sering kita jumpai adalah plastik.
Menurut
Gugun Gunawan (2007: 17 - 18) plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat
fisik, mekanik, dan kimianya. Secara garis besar plastik dapat digolongkan
menjadi dua kelompok besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan bersifat thermoset.
Thermoplsatic dapat dibentuk kembali
dengan mudah dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah dipakai tidak dapat
digunakan kembali. Plastik yang umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari
adalah dalam bentuk thermoplastic.
Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus meningkat.
Sebagai konsekuensinya, peningkatan sampah plastik pun tidak terelakkan. Di
Jabotabek, rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton sampah plastik setiap
minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah karena sifat-sifat yang
dimiliki plastik, antara lain tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami,
tidak dapat menyerap air, dan tidak dapat berkarat sehingga pada akhirnya
menjadi masalah bagi lingkungan.
Hampir
seluruh jenis sampah plastik (80%) dapat diproses kembali menjadi barang
semula. Ada juga beberapa jenis sampah plastik yang harus dicampur terlebih
dahulu dengan bahan baku baru untuk meningkatkan kualitasnya. Tiga jenis sampah
plastik yang populer dan laku di pasaran, yaitu:
1.
Polietilena (PE)
Polietilena
adalah bahan plastik yang tahan air, asam, alkali, dan hampir semua jenis
cairan. Contohnya: plastik pembungkus produk makanan, jus dan minuman, tirai
plastik (biasa digunakan sebagai tirai pada shower), botol antipecah, pipa,
ember, gelas, dan penyekat kawat atau kabel.
2.
High Density
Polyethylene
(HDPE)
Plastik
jenis ini juga resisten terhadap berbagai zat cair. Contohnya: melamin (piring
dan gelas melamin), kemasan deterjen, kemasan susu dari karton, tangki bahan
bakar kendaraan, kantong plastik, temapt makan plastik, dan pipa air.
3.
Polipropilenia (PP)
Polipropilenia
adalah produk-produk yang terbuat dari fiber
glass.
Prinsip-prinsip
yang bisa diterapkan dalam pengolahan sampah plastik menurut Gugun Gunawan
(2007: 4 - 5) dikenal dengan nama 4R, yaitu:
1.
Reduce (Mengurangi)
Mengurangi
maksudnya sebisa mungkin meminimalisasi barang atau material yang kita
pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak sampah
yang dihasilkan. Misalnya, kita selalu menggunakan kantong plastik saat
berbelanja. Jika dalam satu minggu kita berbelanja sebanyak tiga kali, maka
dalam sebulan kita akan menghasilkan sampah berupa kantong plastik sebanyak 12
buah. Tumpukan sampah kantong plastik akan terus bertambah jika kita tidak
segera mengurangi penggunaannya, atau bahkan menggantinya dengan kantong
belanjaan yang ramah lingkungan, seperti kantong anyaman dari daun pandan.
2.
Reuse (Menggunakan kembali)
Sebisa
mungkin kita memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali. Hindari pemakaian
barang-barang yang disposable (sekali pakai, buang). Hal ini dapat
memperpanjang waktu pemakaian barang sebellum barang tersebut menjadi sampah.
Misalnya: menggunakan botol plastik (produk minyak goreng atau sabun) yang bisa
diisi ulang. Dengan demikian, setidaknya kita tidak akan menghasilkan sampah
botol plastik selama beberapa lama.
3.
Recycle (Mendaur ulang)
Sebisa
mungkin barang-barang yang sudah tidak berguna didaur ulang lagi. Tidak semua
barang bisa didaur ulang, tetapi saat ini sudah banyak industri informal dan
industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Di antara
industri-industri ini ada yang mengubah sampah plastik menjadi berbagai
suvenir, sampah kertas menjadi lukisan dan mainan miniatur, atau sampah
alumunium foil menjadi tas dan dompet.
4.
Replace (Mengganti)
Mengganti
maksudnya teliti barang yang kita pakai sehari-hari. Gantilah barang-barang
yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Juga
telitilah agar kita hanya memakai barang-barang yang lebih ramah lingkungan.
Misalnya, ganti kantong plastik kita dengan keranjang saat berbelanja, dan
jangan pergunakan styrofoam karena
kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami. Kita bisa menggunakan tas
anyaman dari daun pandan atau bambu sebagai pengganti kantong plastik dan
menggunakan daun pisang untuk membungkus makanan kita.
Secara umum, terdapat empat
(4) persyaratan agar sampah plastik dapat diproses oleh sebuah industri, antara
lain: (Gugun Gunawan, 2007: 20)
- Sampah plastik harus berbentuk tertentu, sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, atau pecahan). Misalnya industri yang memproduksi alat-alat tulis hanya membutuhkan biji plastik. Sementara untuk pellet, serbuk atau pecahan dibutuhkan oleh industri-industri yang membutuhkan kemasan plastik dan memproduksi barang-barang dari plastik, seperti industri mainan anak-anak,
- Harus homogen. Artinya, sampah plastik tersebut sudah dikelompok-kelompokkan dan tidak lagi tercampur dengan jenis sampah lain,
- Tidak terkontaminasi oleh zat-zat kimia yang dapat menurunkan kualitas produk yang dihasilkan, dan
- Diupayakan tidak teroksidasi. Artinya, sampah plastik tersebut masih dalam keadaan layak produksi dan tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya.
B. Pengolahan
Sampah Plastik Menjadi Biji Plastik
Pemanfaatan sampah plastic (Gugun Gunawan, 2007: 20-21) dengan cara mengolahnya
kembali merupakan upaya untuk menekan pembuangan plastik seminimal mungkin.
Pemanfaatan sampah plastik dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang (recycle). Di Indonesia pemanfaatan
sampah plastik dalam skala rumah tangga umumnya adalah pemakaian kembali (reuse) untuk keperluan yang
berbeda, misalnya kaleng atau wadah bekas cat yang terbuat dari plastik
digunakan untuk pot dan ember. Namun, hal itu tidak dapat menyelesaikan masalah
volume sampah plastik yang semakin bertambah. Proses daur ulang tampaknya sudah
menjadi harga mati untuk menanggulangi krisis sampah plastik ini.
Sebelum membahas proses daur ulang plastik secara lebih
mendalam, akan lebih baik jika kita mengetahui tahapan-tahapan pendaurulangan sampah plastik
menjadi biji plastik/bahan baku
setengah jadi, yaitu:
1.
Pemisahan: sampah plastik harus
dipisahkan dari material sampah lainnya, misalnya memisahkannya dari material
sampah organik atau
keras.
2.
Pemotongan: sampah plastik yang sudah
dipisahkan kemudian dipotong-potong sesuai dengan kebutuhan. Jika akan diolah
menjadi biji plastik, sampah plastik ini harus dipotong kecil-kecil untuk
mempermudah proses pengolahannya.
3.
Pencucian; sampah plastik yang suadah
menjdi potongan-potongan ini harus dicuci untuk membersihkannya dari zat-zat
tertentu yang tidak dibutuhkan atau dapat mengganggu proses pengolahan. Contoh
zat tersebut adalah besi
4.
Penggilingan; setelah dicuci, sampah
plastik kemudian digiling agar menjadi biji plastik. Tanda bahwa biji plastik
yang dihasilkan melalui penggilingan memiliki kualitas bagus adalah dari
mengapung tidaknya biji plastik tersebut di atas air.
5.
Biji plastik yang telah diolah inilah
yang akan dikirim ke pabrik pengolahan produk-produk daur ulang.
Berikut ini adalah jenis-jenis biji plastik dan harga
jualnya:
Jenis
Biji plastik
|
Harga
(Rp/kg)
|
Biji
plastik Hd (Ex Injection)
|
7.000
|
Biji
plastik Abs
|
10.000
|
Biji
plastik Pet
|
5.500
|
Biji
plastik Pp Cokelat
|
8.000
|
Biji
plastik Pp putih
|
12.000
|
Biji
plastik Pp hitam, merah, biru
|
6.000
|
B
plastik Pp resin
|
7.000
|
C. Pengolahan
Usaha Daur Ulang Sampah Plastik Menjadi Bahan Baku Jadi (Biji Plastik)
1. Modal
Modal
yang dibutuhkan untuk mendirikan usaha daur ulang sampah plastik sangat
bervariasi, yaitu antara Rp 5.000.000,- sampai dengan Rp 10.000.000,-. Modal
awal tersebut digunakan untuk membeli mesin cetak eharga Rp 3.000.000,-, sampah
plastik (bahan baku 2 kwintal) Rp 2.000.000,- dan sewa tempat usaha Rp 5.000.000,-
untuk satu tahun.
2. Pembiayaan
Dengan
modal Rp 2.000.000 sampai Rp 5.000.000, kita bisa menyewa tempat yang cukup
representative untuk tempat usaha kita. Sisa modal usaha, kita gunakan untuk
membeli sampah plastik dari pemulung dan untuk upah pekerja kita. Sementara
dengan modal Rp 15.000.000 – Rp 25.000.000,- di tangan, kita bisa
membayar upah lebih banyak pegawai dan membeli lebih banyak sampah plastik dari
pemulung. Modal besar akan mempermudah kita untuk mengembangkan usaha, bukan
hanya sebagai pengepul atau pemasok biji plastik, tetapi juga sebagai produsen
barang-barang hasil daur ulang sampah plastik.
Keterangan
|
Nilai (Rp)
|
A.
Biaya Tetap
Sewa tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 =
Depresiasi peralatan Rp 3.000.000 : 12 =
|
420.000
250.000
|
B.
Biaya Variabel
Gaji pegawai (Rp 40.000 x 4 orang x 30 hari)
Biaya listrik
Biaya telepon
|
4.800.000
150.000
300.000
|
C.
Pembelian bahan baku (2 kwintal)
|
2.000.0000
|
Biaya total
|
7.920.000
|
Jika
kita bisa mengoptimalkan usaha pengolahan sampah plastik hingga mencapai minimal
10 ton biji plastik per bulan dengan harga Rp 5.000,- per kilogram maka omset
yang akan kita peroleh bisa mencapai Rp 50.000.000,- dari omset tersebut, kita
akan mendapatkan keuntungan bersih sebesar Rp 42.080.000,-. Dengan keuntungan
per bulan mencapai angka puluhan juta, dalam satu bulan kita sudah bisa balik
modal.
3. Tenaga
Kerja
Pengolahan
sampah plastik menjadi biji plastik tidak memerlukan banyak tenaga kerja, 4 – 5
orang pekerja sudah lebih dari cukup. Para pekerja tersebut bertugas untuk
menyortir sampah plastik, membersihkan, menggiling, dan mencetaknya dengan
mesin cetak. Agar usaha pengolahan biji plastik kita berjalan lancar, kita
harus tetap menjaga hubungan baik dengan para pemulung. Mereka adalah pemasok
utama bahan baku usaha kita. Semakin banyak pemulung yang menjual sampah
plastiknya kepada kita, semakin baik usaha pengolahan biji plastik yang kita
dirikan. Apalagi usaha pengolahan sampah plastik membutuhkan jenis sampah
plastik tertentu yang harus dipilah dari ribuah ton sampah. Kita membayar para
pemulung berdasarkan jumlah sampah plastik yang berhasil mereka kumpulkan dan
sortir.
Harga
beli sampah plastik dari pemulung:
Jenis
Biji plastik
|
Harga
(Rp/kg)
|
Plastk
bekas air mineral
|
3.000
|
Pipa
pralon
|
5.000
|
Sampah
plastik lain
|
2.000 – 2.500
|
a.
Penyaluran / distribusi
Untuk
biji plastik, kita bisa menyalurkannya ke pabrik-pabrik yang memang membutuhkan
biji plastik sebagai bahan baku, seperti pabrik yang memproduksi alat tulis
atau pabrik-pabrik yang menghasilkan produk-produk daur ulang. Dalam hal ini,
jaringan usaha yang luas sangat diperlukan karena tanpa jaringan akan sulit
bagi kita untuk memasarkan produk kita. Sebagai permulaan, kita bisa meminta
bantuan koperasi UKM atau kementrian industri dan kementrian Lingkungan Hidup
untuk memberi akses ke perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk-produk
dari plastik.
D. Pengolahan
Sampah Plastik Menjadi Produk Jadi (Souvenir)
Ketika mengunjungi resepsi pernikahan teman atau saudara,
biasanya kita akan mendapatkan souvenir yang menarik dari acara resepsi
tersebut. Souvenir itu ada yang berbentuk gantungan kunci, bingkai kaca kecil,
pembuka botol ukuran kecil, dan
tempat tusuk gigi. Mungkin kita pernah bertanya-tanya, bagaimana cara membuat souvenir
tersebut? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada baiknya jika kita membaca kisah
Didit Purwono berikut ini. Pada pertengahan tahun 1998, Didit memutuskan untuk
mendirikan usaha daur ulang sampah plastik menjadi souvenir. Sebagai investasi
awal, ia mengeluarkan dana sebesar Rp 5.000.000,- Dengan uang tersebut, ia
membeli mesin cetak secong Rp 3.000.000,- dan sisanya ia gunakan untuk bahan
baku berupa sampah plastik. Didit memutuskan untuk memfokuskan usahanya pada
produksi souvenir pernikahan karena menurutnya, souvenir pernikahan memiliki
daya jula yang cukup tinggi dan sudah memiliki segmen pasar tersendiri.
Awalnya, Didit menjalankan usaha daur ulangnya ini di
Surabaya. Namun, pada tahun 2000 ia memindahkan produksinya ke Jakarta.
Pemindahan tempat usaha ini sangat membantu perkembangan usahanya karena akan
lebih mudah memasarkan produk di Jakarta di banding di Surabaya. Untuk
menghasilkan produk-produk souvenir pernikahan, ia membutuhkan 4 kwintak bahan
baku plastik per bulan. Dari bahan baku tersebut, ia bisa memproduksi ratusan
souvenir pernikahan dalam berbagai bentuk. Saat ini omset usahanya bisa
mencapai Rp 20.000.000,- per bulan. Dan agar, produk-produknya semakin dikenal
orang, ia pun kemudian membuka kios di Pusat Grosir Cililitan dan workshop di Surabaya dan Jakarta.
Contoh souvenir pernikahan dari sampah plastik:
o
Kaca hias bermotif bunga
o
Bingkai foto kecil
o
Kaca hias bermotif gambar pengantin
o
Berbagai souvenir pernikahan yang
sedang dipajang
o
Cermin kecil
o
Gantungan kunci
1.
Bahan Baku
Sampah
plastik yang dibutuhkan dalam produksi souvenir pernikahan adalah gelas plastik
air mineral dan ember bekas. Biasanya, bahan baku tersebut bisa kita peroleh
dari pengepul sampah plastik atau produsen biji plastik yang sudah memiliki
mesin penghancur plastik. harga bahan baku plastik yang sudah dihancurkan
adalah Rp 3.000,- per kilogram. Untuk satu kali produksi, minimal dibutuhkan 50
kg bahan baku, dengan harga satuan Rp 3.000 /kg.
2.
Peralatan
Berikut
ini peralatan yang dibutuhkan dalam proses produksi :
·
Tong kapasita 100 liter, tong ini
digunakan untuk menampung bahan baku plastik yang sudah dihancurkan dalam
proses pemanasan/pelelehan.
·
Kompor semawar; untuk proses
pemanasan/pelelehan bahan
baku, kita harus menggunakan kompor semawar. Selain dapat menghasilkan panas
dan maksimal, kompor ini juga memiliki suhu panas yang tetap stabil.
·
Dua batang besi ukuran 4 m yang
berfungsi sebagai tuas pengungkit. Kita mempergunakan besi tersebut saat
menuangkan cairan bahan baku ke mesin cetak.
·
Matras; agar produk yang dihasilkan
bagu (detail-detail dari reliefnya jelas), setiap produk yang telah dicetak
harus di-press dengan menggunakan
matras.
·
Gergaji; alat ini digunakan untuk
merapikan produk agar sesuai dengan bentuknya.
Jika masih terdapat produk yang bentuknya belum sesuai dengan pola, kita harus
memotongnya dengan menggunakan gergaji kecil.
·
Mesin amplas; pada saat pengamplasan
akan lebih cepat dan efisien jika kita menggunakan msin. Mesin amplas ini dapat
dibeli di toko-toko yang menjual peralatan pertukangan elektrik. Mesin amplas
ini masih menggunakan amplas sebagai media pengamplasan.
·
Alat pendingin/kipas angin untuk
menjaga kondisi suhu pada tungku/tong dan alat press agar tetap stabil.
·
Alat semprot; pet atau yang lebih
dikenal dengan nama kepala semprot ini berbentuk seperti pistol dengan tabung
di atasnya. Alat ini berfungsi untuk menyimpan cat atau pernis yang akan
disemprotkan di seluruh permukaan produk souvenir.
·
Kompresor listrik: kompresor yang
berkekuatan kira-kira 0,5 PK ini cukup untuk menyemprotkan cat dan pernis ke
seluruh permukaan benda, seperti gantungan kunci atau bingkai kaca. Kita dapat
menghemat biaya pembelian jika membeli kompresor berbahan bakar bensin.
Berikut
ini adalah daftar harga dari alat-alat tersebut:
Keterangan
|
Harga (Rp)
|
Gergaji
manual
|
50.000
|
Mesin
amplas
|
300.000
|
Alat
press matras
|
5.000.000
|
Alat
semprot
|
200.000
|
Kompresor
listrik
|
75.000
|
Alat
pendingin
|
300.000
|
Total Biaya
|
5.925.000
|
3.
Tahap-tahap pengerjaan
a.
Bahan baku plastik yang sudah dibeli
dimasukkan ke dalam tong besar. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses
produksi, dan agar bahan baku tidak tercecer.
b.
Setelah proses pengumpulan bahan baku
selesai, dimulailah langkah pemanasan. Langkah ini dilakukan dengan memanaskan
bahan baku hingga mencair agar proses pencetakan lebih mudah
c.
Setelah pemanasan, kemudian dilakukan
proses pencetakan bahan baku yang telah menjadi cairan kental dimasukkan ke
dalam tuas pengungkit/ mesin genjot. Hal ini dilakukan untuk membuat souvenir
sesuai pola yang diinginkan.
d.
Langkah selanjutnya adalah proses
pengepresan dengan alat press matras. Pengepresan dilakukan agar kita bisa
mendapatkan hasil produk yang berkualitas, baik dari segi bentuk maupun ukuran.
e.
Proses berikutnya adalah pemotongan.
Dalam proses ini, produk dirapikan dengan memotong bagian-bagian tepinya
f.
Setelah dilakukan pemotongan, langkah
selanjutnya adalah proses pengamplasan. Proses ini dilakukan agar setiap produk
yang akan dicat sudah halus dan relief/ detail-detail kecilnya lebih terlihat.
g.
Langkah berikutnya adalah pengecatan.
Langkah pengecatan menggunakan mesin ini dilakukan dengan kecermatan yang cukup
tinggi karena pengecatan yang ceroboh akan meninggalkan jejak penumpukan cat di
permukaan produk yang dibuat. Proses ini sebaiknya dilakukan pada saat hari
sedang cerah karena akan mempercepat proses pengeringan dan memasuki langkah
pemernisan. Untuk proses pengecatan ini diperlukan ketelitian, khususnya untuk
pengecatan produk yang memiliki lebih dari dua warna.
h.
Langkah terakhir adalah pemernisan.
Langkah inilah yang menjadikan produk terlihat menarik. Proses pemernisan menjadikan
warna yang masih kusam menjadi mengkilap. Proses ini sebaiknya dilakukan saat
hari cerah agar produk yang sudah disemprot pernis mudah kering. Dan akhirnya
produk siap untuk dibungkus/ dipak sebelum dipasarkan.
4.
Kapasitas produksi
Kapasitas
produksi dalam sehari bisa mencapai 10.000 buah souvenir. Biaya produksi
persatuan Rp 175,- dengan harga jual Rp 250,-; itu untuk bentuk yang biasa.
Kapasitas produksi untuk satu bulan bisa mencapai 300.000 buah souvenir dengan
berbagai macam item. Asumsi omset 300.000 buah produk x harga jual Rp 250 = Rp 75.000.000,-
per bulan, adapun produk yang dihasilkan yaitu gantungan kunci, bingkai kaca,
bukaan botol, dan tempat tusuk gigi.
E. Pengolahan
Usaha Daur Ulang Plastik Menjadi Suvenir
1 Modal
Modal
awal dari usaha ini adalah Rp 10.000.000 – Rp 15.000.000, Dana tersebut
digunakan untuk sewa tempat usaha, pembelian alat dan perlengkapan, serta bahan
baku. Berikut ini adalah estimasi dana yang harus kita keluarkan ketika pertama
kali mendirikan usaha ini.
Keterangan
|
Nilai (Rp)
|
Sewa
tempat usaha untuk satu tahun
|
5.000.000
|
Pembelian
|
|
-
Gergaji manual 4 buah @ Rp 50.000
|
200.000
|
-
Mesin amplas
|
300.000
|
-
Alat press matras
|
5.000.000
|
-
Alat semprot
|
75.000
|
-
Kompresor listrik
|
950.000
|
-
Alat pendingin
|
300.000
|
Pembelian
perlengkapan
|
|
-
Thinner
|
7.000
|
-
Cat
|
20.000
|
-
Pernis
|
25.000
|
-
Amplas
|
10.000
|
Pembelian
bahan baku 100 kg (Rp 2.500 per kg)
|
250.000
|
Total Biaya
|
12.137.000
|
2 Pembiayaan
Dalam
sebulan, kita harus menyipkan dana rutin agar usaha daur ulang plastik yang
kita dirikan dapat terus berjalan. Yang termasuk ke dalam dana/ biaya rutin
tersebut adalah biaya sewa tempat usaha, depresiasi peralatan, pembelian
perlengkapan, biaya listrik dan telepon, usaha pekerja, dan pembelian bahan
baku. Berikut ini adalah perkiraan estimasi dana yang harus dikeluarkan per
bulan:
Keterangan
|
Nilai (Rp)
|
Biaya tetap
|
|
Sewa
tempat usaha Rp 5.000.000 : 12 =
|
420.000
|
Depresiasi
|
|
- Gergaji
manual 4 x @Rp 50.000 = Rp 200.000: 12 bulan=
|
250.000
|
- Mesin
amplas Rp 300.000: 24 bulan =
|
13.000
|
- Alat
press matras Rp 5.000.000: 24 bulan =
|
209.000
|
- Alat
semprot Rp 75.000 : 12 bulan =
|
5.000
|
- Kompresor
listrik Rp 950.000: 24 bulan =
|
40000
|
- Alat
pendingin Rp 300.000: 24 bulan =
|
12.500
|
Biaya variabel
|
|
Biaya listrik
|
1.500.000
|
Biaya telepon
|
300.000
|
Biaya pekerja (12 orang)
|
9.000.000
|
Beli perlengkapan
|
|
- Thiner
50 liter (50 x Rp 7.000)
|
350.000
|
- Cat
50 kilogram (50 x Rp 20.000)
|
1.000.000
|
- Pernis
50 liter (50 x Rp 25.000)
|
1.250.000
|
- Amplas
60 meter (60 x Rp 10.000)
|
600.000
|
Biaya
bahan baku (4
kwintal)
|
4.000.000
|
Total
biaya
|
18.951.000
|
Jika
dalam sebulan kita bisa memproduksi 300.000 item souvenir pernikahan dalam
berbagai bentuk dengan harga rata-rata Rp 250 per buah maka kita akan
mendapatkan pemasukan Rp 75.000.000,-. Setelah dikurangi biaya rutin, kita akan
mendapatkan keuntungan bersih Rp 56.049.000,-. Dengan modal awal yang tidak
lebih dari Rp 15.000.000, kita sudah bisa balik modal dalam rangka waktu satu
bulan.
3 Tenaga
Kerja
Produksi
souvenir berbahan baku plastik membutuhkan tenaga kerja yang cukup banyak.
Minimal kita harus mempekerjakan 12 orang. Sepuluh orang bertugas di bagian
produksi (pencetakan, pengecatan, dan pembungkusan) dan dua orang di bagian
pemasaran (penjaga workshop). Kita
tidak harus mempekerjakan tenaga kerja terampil karena tata cara pembuatan
souvenir ini mudah untuk dipelajari dan tidak terlalu rumit.
4 Tempat
Produksi
Untuk
tempat produksi, kita bisa menyewa tempat dengan ukuran minimal 2 x 3 meter. Di
tempat produksi ini kita dapat menyimpan dua mesin pencetak. Atau, agar biaya
produksi lebih murah, kita bisa memanfaatkan ruangan kosong di rumah, baik itu
halaman belakang, garasi, gudang, maupun tempat kosong lainnya.
5 Penyaluran
/ Distribusi
Kita
bisa menyalurkan produk-produk kita dengan menitipkannya ke toko, minimarket,
atau supermarket. Agar bisa menjual produk di sana, kita harus mengajukan penawaran
terlebih dahulu. Namun, akan lebih baik jika kita mempunyai jaringan langsung
dengan orang-orang pemasaran di toko, minimarket, atau supermarket tersebut.
Selain menitipkannya, kita juga bisa menjual produk-produk tersebut langsung di
workshop kita. Satu hal yang sangat
berpengaruh terhadap proses pemasaran adalah promosi. Ada berbagai macam cara
yang bisa kita lakukan untuk promosi, misalnya kita bisa berpromosi melalui
media cetak atau media internet. Dalam hal penjualan souvenir ini, pada umumnya
promosi dilakukan melalui cara door-to-door,
yaitu dengan mendatangi agen-agen souvenir maupun melalui kerja sama dengan wedding planner dalam hal pengadaan souvenir pernikahan. Kita juga bisa
membuka outlet di pusat pembelanjaan yang strategis dengan biaya sewa skitar
2-3 juta per bulan. Dengan omset penjualan yang besar, biaya sewa tentu dapat
kita atasi.
PENUTUP
Pengelolaan
sampah plastik perlu dilakukan untuk menangani permasalahan sampah secara
menyeluruh. Alternatif-alternatif yang dapat kita lakukan berkaitan dengan
pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
a.
Reduce (mengurangi)
b.
Reuse (menggunakan kembali)
c.
Recycle (mendaur ulang)
d.
Replace (mengganti)
Alternatif-alternatif
reduce dan reuse tidak selamanya dapat bertahan karena pada saatnya nanti hasil
dari tindakan reduce dan reuse adalah sampah plastik tersebut dibuang. Maka
sebagai alternatif akhirnya sampah plastik tersebut harus didaur ulang. Proses
pendaurulangan sampah plastik dapat dilakukan sebagai berikut:
a. Memisahkan material sampah plastik dengan material sampah lainnya,
b. Sampah plastik dipotong-potong agar mudah dalam proses pengolahannya,
c. Potongan-potongan sampah plastik dicuci, dan
d. Setelah dicuci, sampah-sampah plastik digiling agar menjadi biji plastik.
Biji plastik yang
telah kita proses dapat dijadikan usaha daur ulang sampah plastik baik berupa
bahan baku setengah jadi (biji plastik) maupun suvenir. Pengelolaan usaha daur
ulang sampah plastik harus terencana baik dalam modal, pembiayaan, tenaga
kerja, tempat produksi, dan cara menyalurkan/mendistribusikan produk daur
ulang. Berikut tip dan trik yang bisa kita praktikkan agar usaha daur ulang
sampah plastik dapat terus berkembang dan menjadi semakin besar (Gugun Gunawan,
2007: 34):
1.
Pastikan modal kita cukup, baik untuk
investasi awal maupun modal kerja.
2.
Pahami, apakah usaha yang cocok untuk
kita, sesuai dengan minat dan lokasi usaha.
3.
Kita harus memperhatikan standar
sampah plastik yang akan didaur ulang; sampah tersebut haruslah tidak
terkontaminasi dan teroksidasi zat lain.
4.
Kita tidak perlu modal besar untuk
memulai usaha ini. Ketika tempat sudah ada, modal bisa diatasi dengan mencari
investor, walaupun itu masih dalam skala kecil.
5.
Menjalin hubungan dengan industri yang
bergerak dalam usaha daur ulang sampah.
6.
Kita harus bisa melihat peluang pasar
yang ada. Dan itu berkaitan dengan kebutuhan industri besar terhadap bahan baku
daur ulang plastic.
7.
Kita juga harus memperhatikan standar
harga; ketika menjual produk, apalagi untuk kebutuhan industri, harga harus
disesuaikan.
8.
Menjalin kerjasama dengan pedagang dan
pemulung untuk memenuhi pasokan bahan baku
9.
Untuk gudang, usahakan yang jauh dari
permukiman penduduk karena sebagian dari sampah tersebut dapat menimbulkan bau
tak sedap
10.
Terakhir, optimis, disiplin, dan kerja
keras tentunya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Menggambar Obat Nyamuk Bakar dengan Menu Spiral Tool di CorelDRAW Kali ini aku akan membagi tip cara membuat objek spiral, sebagai obj...
-
kuncinya cukup sabar dan ikhlas seberat apapun beban hidup insya alloh akan terasa ringan
-
Cara Membuat Aplikasi Android dengan Mudah Aplikasi Android (Android APK) adalah hal yang sangat akrab dengan kita, besar sekali permin...
-
Emas Menguat Setelah Kekhawatiran Yunani Memicu Permintaan Haven Tuesday, 9 June 2015 21:41 WIB | PRECIOUS METALS | EMAS Bullio...
-
10 Tips Menjadi Orang Sabar in Psikologi , Tips dan Trik , Tips Sukses - on 18:40 Kesabaran adalah salah satu k...
-
Sampah Plastik, Pengganti Bahan Bakar Kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari penggunaan plastik. Namun disi...
-
kau selalu hadir menghampiriku saat aku menatap y kau menari2 mengikuti irama yg indah dan gerakan sesui bentuk huruf hijaiyah dan t...
-
SEKEDAR MOTIFASI Kalau tujuan akhirmu adalah sebuah nilai dikertas, maka umur dari tujuanmu sama dengan umur tinta printer. semakin lunt...
-
Mengirim pesan Baru di Gmail? Berikut adalah panduan langkah demi langkah tentang menulis dan mengirim pesan: Klik tombol Tulis d...
-
Cara Menulis Huruf Arab di Microsoft Word Windows 8 Postingan kali ini saya akan akan share cara menulis arab di Ms Word windows ...
Recent Posts
Sample Text
Blog Archive
- Juni (70)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar