Selasa, 09 Juni 2015
On 08.08 by Zuhdi Amin No comments
MAKALAH RISET OPERASIONAL
PRODUKSI MEJA
Makalah ini disusun guna melengkapi
tugas Mata Kuliah Riset Operasional
Dosen Pengampu Bapak M. Tri Hudiyatmo,
SE., MM.
Disusun
oleh:
ZUHDI
AMIN
DENI SETIAWAN
DENI SETIAWAN
FAKULTAS TEKHNIK ILMU
KOMPUTER
UNIVERSITAS SAINS AL-QURAN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Pak wahman adalah orang yang mempunyai
suatu usaha meja. Ia tinggal di Desa Tegalsari, Kecamatan Garung, Kabupaten
Wonosobo. Bertempat dirumahnya, Pak Wahman dibantu oleh beberapa orang pekerja
dalam memproduksi maja. Ia memulai usahanya sejak tahun 2009. Usahanya itu
tidak terlalu besar, artinya bahwa usahanya masih dalam sekala yang kecil
karena ia belum mampu memenuhi kebutuhan konsumen sampai ke luar kota.
Pak Wahman mampu membuat 2 buah produk
meja yaitu meja belajar dan meja rias. Menurutnya, membuat meja rias sedikit
lebih rumit jika dibandingkan dengan membuat meja belajar. Ia menggunakan kayu
yang sama yang menurutnya lebih tahan lama dan harganya pun masih terjangkau.
Untuk menghasilkan produk meja belajar
dan menja rias, Pak Wahman memerlukan tahapan sebagai berikut:
1.
Departemen I, yaitu tahap pemasahan, ini merupakan
proses dari bahan setengah jadi kayu yang telah dipotong-potong menjadi bagian
yang sesuai untuk pembuatan meja, yang selanjutnya dipasah tujuannya untuk
mendapatkan hasil yang halus dan sesuai ukuran baik ketebalan maupun bentuknya.
2.
Departemen II, yaitu tahap perakitan, setelah
melalui pemasahan, maka bagian-bagian tersebut akan dirakit dan disatukan agar
menjadi sebuah meja (belajar dan rias).
3.
Departemen III, yaitu tahap terahir pemolesan, dalam
tahap ini, setelah jadi meja belajar dan meja rias, maka meja-meja tersebut
akan di cat dengan berbagai warna, tapi secara umum adalah warna coklat. Dan
berbeda dengan meja belajar, untuk meja rias sendiri akan ditambahkan kaca dan
dibuat banyak ukiran ukiran di bagian tengah dan pinggir.
Untuk membuat meja belajar dan meja rias
dibutuhkan tenaga kerja untuk masing masing departemen. Meja belajar diperlukan
5 jam tenaga kerja untuk departemen I, 5 jam tenaga kerja untuk departemen II,
dan 2,5 jam untuk departemen III.
Sedangkan untuk membuat meja rias,
departemen I memerlukan 7,5 jam tenaga kerja, departemen II memerlukan 2,5 jam
tenaga kerja, dan departemen III memerlukan 10 jam tenaga kerja. Sumber daya
yang tersedia untuk membuat kedua jenis produk tersebut yaitu tidak lebih dari
60 jam untuk departemen I, departemen II tidak lebih dari 40 jam, dan departemen
III tidak lebih dari 67,5 jam.
Untuk menjalankan kegiatannya tersebut,
Pak Wahman Selalu menyediakan bahan baku yaitu kayu yang sudah menjadi bahan
setengah jadi untuk membuat kedua jenis meja tersebut. Ia memasok bahan baku
dari 3 tempat yang berbeda tapi dengan harga yang relatif sama. Pertama, ia memasok dari Toko Mutiara
Alam yang terletak di Nampelan. Kedua,
Toko H. Fatah di Garung. Ketiga, Toko
Pak Zuhdi di Bumen. Dari masing-masing toko secara berurut mampu mengirim1.000
batang, 450 batang, dan 550 batang.
Bahan baku tersebut biasanya ditampung
ke gudang miliknya yang berada di sebelah lapangan Desa Tegalsari, di samping
rumahnya dan di dekat SD N Tegalsari. Setiap gudang hanya mampu menampung
masing-masing secara berurut adalah 1.000 batang, 500 batang, dan 500 batang.
Untuk pengiriman ke masing-masing gudang
yaitu dengan rincian rincian biaya per batang sebagai berikut:
Dari toko Mutiara Alam ke G. sebelah
lapangan Rp 15,-
Dari toko Mutiara Alam ke G. Samping
rumah Rp 10,-
Dari toko Mutiara Alam ke G. Dekat SD N
Rp 25,-
Dari Toko H. Fatah ke G. sebelah
lapangan Rp 10,-
Dari Toko H. Fatah ke G. Samping rumah
Rp 25,-
Dari Toko H. Fatah ke G. Dekat SD N Rp
10,-
Dari Toko Pak Zuhdi ke G. sebelah
lapangan Rp 20,-
Dari Toko Pak Zuhdi ke G. Samping rumah
Rp 30,-
Dari Toko Pak Zuhdi ke G. Dekat SD N Rp
40,-
Pak Wahman berharap agar masing-masing
produk meja belajar dan meja rias akan memberikan keuntungan Rp 20.000,- dan Rp
17.500,-.
Dan dengan keuntungan yang optimal
tersebut, ia menginginkan biaya yang paling minimal dengan kiriman efektif ke
masing-masing gudang dari toko-toko tersebut.
B.
IDENTIFIKASI MASALAH
Dari
latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah-masalah yang muncul
adalah sebagai berikut:
1.
Dengan menggunakan Metode Simpleks, berapa banyak
meja belajar dan meja rias yang harus diproduksi oleh Pak Wahman untuk
mendapatkan profit yang maksimum dan berapakah profitnya .
2.
Dengan menggunakan Metode Transportasi yaitu metode
VAM, berapakah biaya yang paling minimal dengan kiriman efektif ke
masing-masing gudang dari toko-toko tersebut .
3.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
RISET OPERASIONAL
Perkembangan
disiplin operation research diawaili
dari keberhasilan-keberhasilan penelitian dari kelompok kelompok studi militer
yang kemudian telah menarik kalangan Industriawan untuk membantu memberikan
berbagai solusi terhadap masalah-masalah manajerial yang rumit. Dalam
perkembangannya sekarang ini, Operation
Reseach (OR) banyak diterapkan dalam menyelesaikan masalah-masalah
manajemen untuk meningkatkan produktivitas atau efisiensi. Operation Reseach sering dinamakan sebagai Management Science.
Selama
perang dunia ke-2 tidak dapat dipungkiri lagi keefektifan dari RO sebgai metode
penyelesain masalah. Kegiatan Operation Research di Inggris dan Amerika secara
terus menerus. Dalam bidang nonmiliter terutama kelompok industri, sehingga
aktifitas operation research tidak hanya mengenai aktivitas ilmu tetapi juga
menyangkut berbagai macam disiplin dan bisnis.
Perkembangan
Kemajuan teknologi telah menghasilkan dunia komputerisasi. Buah-buah
pembangunan telah melahirkan para pimpinan dan pengambilan keputusan, para
peneliti, perencana dan pendidik untuk memikirkan serta memecahkan/menganalisis
permasalahan, mengambil langkah-langkah dan strategi yang tepat serta target
yang sesuai secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditentukan, yakni hasil yang memuaskan. Hasil yang memuaskan tersebut adalah
hasil yang optimal yang berarti dampak positipnya maksimum dan dampak
negatipnya minimum.
Secara harfiah kata operation dapat didefenisikan sebagai tindakan-tindakan yang
diterapkan pada beberapa masalah atau hipotesis. Sementara kata riset (research) adalah suata proses yang
terorganisasi dalam mencari kebenaran akan masalah atau hipotesis tadi. Kenyataannya, sangat sulit untuk
mendefenisikan Operation Research,
terutama karena batas-batasnya tidak jelas. Operation
Reseach memiliki bermacam-macam penjelasan, berikut ini beberapa kutipan
defenisi operation research yang
dikemukan oleh para ahli operation
research sebagai berikut:
1.
Menurut Operational
Research Society of Great Britain, riset operasi adalah penerapan
metode-metode ilmiah terhadap masalah-masalah rumit yang muncul dalam
pengarahan dan pengelolaan dari suatu sistem besar manusia, mesin, bahan dan
uang dalam industri, bisnis, pemerintahan dan pertahanan.
2.
Menurut T.L.
Saaty, Riset operasi adalah seni memberikan jawaban buruk terhadap masalah-masalah,
yang jika tidak, memiliki jawaban yang lebih buruk.
3.
Menurut Hamdi A.
Taha, Riset operasi adalah pendekatan dalam pengambilan keputusan yang ditandai
dengan penggunaan pengetahuan ilmiah melalui usaha kelompok antar disiplin yang
bertujuan menentukan penggunaan terbaik sumber daya yang terbatas.
4.
Menurut Churchman,
Ackoff, dan Arnoff, Riset operasi dalam arti luas dapat diartikan sebagai
penerapan metode-metode, teknik-teknik, dan alat-alat terhadap masalah-masalah
yang menyangkut operasi-operasi dari sistem-sistem, sedemikian rupa sehingga
memberikan penyelesaian optimal.
5.
Miller dan M.K. Starr mengartikan riset
operasi sebagai peralatan manajemen yang menyatukan ilmu pengetahuan,
matematika, dan logika dalam kerangka pemecahan masalah-masalah yang dihadapi
sehari-hari, sehingga akhirnya permasalahan tersebut dapat dipecahkan secara
optimal.
Dapat
dikatakan bahwa Riset
Operasional mencakup dua
kata yaitu riset yang harus menggunakan metode ilmiah dan operasional
yang berhubungan dengan proses atau berlangsungnya suatu kegiatan
(proses produksi, proses pengiriman barang/militer/senjata, proses pemberian
pelayanan melalui suatu antrian yang panjang).
Riset Operasional adalah aplikasi metode ilmiah terhadap
permasalahan yang kompleks dalam mengarahkan dan mengendalikan sistem yang luas
mengenai kehidupan manusia, mesin-mesin, material dan uang dalam industri,
bisnis, pemerintahan dan pertahanan.
Kontribusi riset operasional
berasal dari sebagai berikut:
1.
Pengstrukturan situasi
dunia nyata ke model matematik, menggambarkan elemen penting sehingga
penyelesaian yang relevan ke tujuan pengambil keputusan diperoleh, termasuk
mencari permasalahan dalam konteks keseluruhan sistem.
2.
Mengeksplor struktur
setiap penyelesaian dan mengembangkan prosedur sistematis untuk mendapatkannya.
3.
Mengembangkan suatu
penyelesaian, termasuk teori matematik jika perlu, yang menghasilkan nilai
optimal ukuran sistem yang diinginkan
Ada beberapa
cara yang digunakan untuk mengklasifikasikan model salah satu cara yang umum
digunakan adalah membedakannya kedalam jenis model yaitu:
1.
Model Iconic (Physical), adalahdalah
suatu penyajian fisik yang tampak seperti aslinya dari suatu sistem nyata
dengan skala yang berbeda. Model ini mudah untuk dipahami, dibentuk &
dijelaskan, tetapi sulit untuk memanipulasi & tak berguna untuk tujuan
peramalan, biasanya menunjukkan peristiwa statik.
2.
Mathematic (Simbolic) Model. Diantara
jenis model yang lain, model matematik sifatnya paling abstrak. Model ini
menggunakan seperangkat simbol matematik untuk menunjukkan komponen-komponen
(& hubungan antar mereka) dari sistem nyata. Namun, sistem nyata tidak
selalu dapat diekspresikan dalam rumusan matematik. Di bedakan menjadi dua
yaitu:
a)
Deterministik, dibentuk dalam
situasi kepastian (certainty). Model
ini memerlukan penyederhanaan-penyederhanaan dari realitas karena kepastian
jarang terjadi. Keuntungan model ini adalah dapat dimanipulasi &
diselesaikan lebih mudah.
b)
Probabilistik, meliputi kasus-kasus
dimana diasumsikan ketidakpastian (uncertainty).
Meskipun penggabungan ketidakpastian dalam model dapat menghasilkan suatu
penyajian sistem nyata yang lebih realistis, model ini umumnya lebih sulit
untuk dianalisa.
3.
Model Analog, adalah suatu model
yang menyajikan suatu analogi dari keadaan nyata. Tidak seperti model ikonik,
model analog tidak harus sama dengan sistem yang disajikan. Contoh model analog
adalah histogram dimana panjang batang yang berbeda digunakan untuk menyajikan
frekuensi relatif dari beberapa macam kejadian.
4.
Model Simulasi, model yang meniru tingkah laku sistem dengan mempelajariinteraksi
komponen-komponennya. Model ini dapat digunakan untuk memecahkan sistem
kompleks yang tidak dapat diselesaikan secara matematis.
5.
Model Heuristik, suatu model yang didapat dari metode pencarian yang
didasarkan atas intuisi atau aturan-aturan empiris untuk memperoleh solusi yang lebih baik.
Tahapan utama dalam studi Riset
Operasional Identifikasi permasalahan yaitu upaya untuk merumuskan atau
menganalisis persoalan sehingga jelas tujuan apa yang akan dicapai (objectives);
pembangunan model yaitu upaya dalam
pembentukan model matematika untuk mencerminkan persoalan yang akan dipecahkan;
penyelesaian model yaitu mencari pemecahan dari model yang telah dibuat dalam tahap sebelumnya; validasi model, menguji model
dan hasil pemecahan dari penggunaan model; Implementasi
hasil akhir.
B.
PEMBAHASAN
Di sini kami akan menyelesaikan masalah
yang pertama yang telah dsebutkan di atas dengan menggunakan salah satu dari
metode Riset Operasional. Untuk penyelesaian yang prtama yaitu menentukan
jumlah profit maksimum yang akan diperoleh Pak Wahman dan jumlah meja belajar
dan meja rias.
Dengan menggunakan metode simpleks,
didapatkan hasil:
Keterangan:
Z = profit/laba
X1 = meja belajar
X2 = meja rias
NK = Nilai Kanan
1.
Fungsi Tujuan =
Z – 20.000 – 17.500 = 0
2.
Fungsi Kendala =
I.
5X1 + 7,5X2 +
S1 = 60
II.
5X2 + 2,5X2 +S2 = 40
III.
2,5X1 + 10X2 + S3 = 67,5
3.
Tabel simpleks:
a)
Yang pertama
Var. Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
NK
|
Z
|
1
|
(-20.000)
|
(-17.500)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
S1
|
0
|
5
|
7,5
|
1
|
0
|
0
|
60
|
S2
|
0
|
5
|
2,5
|
0
|
1
|
0
|
40
|
S3
|
0
|
2,5
|
10
|
0
|
0
|
1
|
67,5
|
b)
Pemilihan kolom kunci pada tabel yang pertama
Var. Dsr.
|
Z
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
NK
|
Ket. (indeks)
|
Z
|
1
|
(-20.000)
|
(-17.500)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
S1
|
0
|
5
|
7,5
|
1
|
0
|
0
|
60
|
|
S2
|
0
|
5
|
2,5
|
0
|
1
|
0
|
40
|
|
S3
|
0
|
2,5
|
10
|
0
|
0
|
1
|
67,5
|
|
Di dalam kolom kuning adalah kolom kunci, karena nilai pada baris Z
negatifnya terbesar, sedangkan dibawahnya baris Z yaitu koefisien.
c)
Cara mengubah nilai baris kunci
Var. Dsr.
|
Z
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
NK
|
Ket. (indeks)
|
Z
|
1
|
(-20.000)
|
(-17.500)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
S1
|
0
|
5
|
7,5
|
1
|
0
|
0
|
60
|
60/ 5= 12
|
S2
|
0
|
5
|
2,5
|
0
|
1
|
0
|
40
|
40/5 = 8
|
S3
|
0
|
2,5
|
10
|
0
|
0
|
1
|
67,5
|
67,5/2,5 = 27
|
Baris kunci pilih yang di keterangan indeks paling kecil dengan membagi
kolom NK dengan koefisien. Di baris merah adalah baris kunci, karena hasil
indeks yang terkecil. Maka kolom biru adalah angka kunci (pertemuan baris dan
kolom kunci).
Z
|
|
|||||||
S1
|
|
|||||||
S2
|
0
|
1
|
½
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
|
S3
|
|
|
|
|
|
|
|
|
40/5
|
0/5
|
1/5
|
0/5
|
2,5/5
|
5/5
|
5/0
|
Menentukan baris kunci yaitu membagi baris kunci yang lama dengan angka
kunci.
4.
Menentukan nilai baris baru selain pada baris kunci
dengan rumus:
Baris baru = baris lama – (koefisieen
pada kolom kunci x nilai baru baris kunci)
a)
Baris pertama (Z)
Baris lama
|
(-20.000)
|
(-17.000)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
Koefisien
|
= (-20.000)
|
||||||
Nilai baru baris kunci
|
1
|
1/2
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
|
Nilai baru
|
0
|
(-7.500)
|
0
|
4.000
|
0
|
160.000
|
b)
Baris kedua (S1)
Baris lama
|
5
|
7,5
|
1
|
0
|
0
|
60
|
|
Koefisien
|
= 5
|
||||||
Nilai baru baris kunci
|
1
|
1/2
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
|
Nilai baru
|
0
|
5
|
1
|
(-1)
|
0
|
20
|
c)
Baris keempat (S3)
Baris lama
|
2,5
|
10
|
0
|
0
|
1
|
67,5
|
|
Koefisien
|
= 2,5
|
||||||
Nilai baru baris kunci
|
1
|
1/2
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
|
Nilai baru
|
0
|
8,75
|
0
|
(-1/2)
|
1
|
47,5
|
5.
Tabel pertama nilai lama dan tabel kedua nilai baru
Var. Dsr.
|
Z
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
NK
|
Z
|
1
|
(-20.000)
|
(-17.500)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
S1
|
0
|
5
|
7,5
|
1
|
0
|
0
|
60
|
S2
|
0
|
5
|
2,5
|
0
|
1
|
0
|
40
|
S3
|
0
|
2,5
|
10
|
0
|
0
|
1
|
67,5
|
Z
|
1
|
0
|
(-7.500)
|
0
|
4.000
|
0
|
160.000
|
S1
|
0
|
0
|
5
|
1
|
(-1)
|
0
|
20
|
X1
|
0
|
1
|
1/2
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
S3
|
0
|
0
|
8,75
|
0
|
(-1/2)
|
1
|
47,5
|
Karena masih terdapat nilai negatif pada baris Z, maka di ulang kembali
atau dilanjutkan lagi seperti di atas.
6.
Melanjutkan perbaikan
Var. Dsr.
|
Z
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
NK
|
Ket. (indeks)
|
Z
|
1
|
0
|
(-7.500)
|
0
|
4.000
|
0
|
160.000
|
|
S1
|
0
|
0
|
5
|
1
|
(-1)
|
0
|
20
|
20/5 = 4
|
X1
|
0
|
1
|
½
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
8/0,5 = 16
|
S3
|
0
|
0
|
8,75
|
0
|
(-1/2)
|
1
|
47,5
|
47,5/8,75 = 5,4
|
Nilai baru pada baris kunci sebagai berikut:
Z
|
|
|||||||
S1
|
0
|
0
|
1
|
1/5
|
(-1/5)
|
0
|
4
|
|
X1
|
|
|
|
|
|
|||
S3
|
|
20/5
|
0/5
|
(-1/5)
|
1/5
|
5/5
|
0/5
|
0/5
|
a)
Nilai baru Baris pertama (Z)
Baris lama
|
0
|
(-7.500)
|
0
|
4.000
|
0
|
160.000
|
|
Koefisien
|
= (-7.500)
|
||||||
Nilai baru baris kunci
|
0
|
1
|
1/5
|
(-1/5)
|
0
|
4
|
|
Nilai baru
|
0
|
0
|
1.500
|
2.500
|
0
|
190.000
|
b)
Nilai baru Baris ketiga (S2)
Baris lama
|
1
|
1/2
|
0
|
1/5
|
0
|
8
|
|
Koefisien
|
= ½
|
||||||
Nilai baru baris kunci
|
0
|
1
|
1/5
|
(-1/5)
|
0
|
4
|
|
Nilai baru
|
1
|
0
|
(-1/10)
|
3/10
|
0
|
6
|
c)
Nilai baru Baris keempat (S3)
Baris lama
|
0
|
8,75
|
0
|
(-1/2)
|
1
|
47,5
|
|
Koefisien
|
= 8,75
|
||||||
Nilai baru baris kunci
|
0
|
1
|
1/5
|
(-1/5)
|
0
|
4
|
|
Nilai baru
|
0
|
0
|
(-1,75)
|
1,25
|
1
|
12,5
|
7.
Tabel simpleks akhir hasil perubahan
Var. Dasar
|
Z
|
X1
|
X2
|
S1
|
S2
|
S3
|
NK
|
Z
|
1
|
0
|
0
|
1.500
|
2.500
|
0
|
190.000
|
X2
|
0
|
0
|
1
|
1/5
|
(-1/5)
|
0
|
4
|
X1
|
0
|
1
|
0
|
(-1/10)
|
3/10
|
0
|
6
|
S3
|
0
|
0
|
0
|
(-1,75)
|
1,25
|
1
|
12,5
|
Baris pertama Z sudah tidak ada lagi
yang bernilai negatif, artinya bahwa tabel tersebut sudah merupakan hasil yang
optimal. Yaitu dengan diperoleh hasil X1 = 6, X2 = 4, dan Z = 190.000.
Penyalesaian masalah yang kedua adalah
menentukan biaya minimal dengan menggunakan Metode Transportasi yaitu
Metode VAM, diperoleh hasil sebagai berikut:
Keterangan:
Toko
Mutiara Alam = X
Toko
H. Fatah = Y
Toko
Pak Zuhdi = Z
G.
sebelah Lapangan = P
G.
samping rumah = Q
G.
dekat SD N = R
Nana Toko
|
Kapasitas Pengiriman
|
X
|
1.000 batang
|
Y
|
550 batang
|
Z
|
450 batang
|
Nana Gudang
|
Kebutuhan Gudang
|
P
|
1.000
|
Q
|
500
|
R
|
500
|
Dari Toko
|
Biaya Tiap Batang (0)
|
|||
Ke Gudang
|
P
|
Q
|
R
|
|
X
|
15
|
10
|
25
|
|
Y
|
10
|
25
|
10
|
|
Z
|
20
|
30
|
40
|
Tabel awal
Biaya
Terkecil
10
5 30
(20-10)
Dari
|
Ke Gudang
|
Kapasitas Toko
|
||||||
P
|
Q
|
R
|
||||||
Toko
X
|
|
|
|
1.000
|
-5
|
|||
Toko
Y
|
50
|
|
|
550
|
(25-10)
15
|
|||
Toko
Z
|
|
|
|
450
|
10
|
|||
Kebutuhan Gudang
|
1.000
|
500
|
500
|
2.000
|
Untuk memulai mengisi, cari angka bantu
dengan bawah dikurangi atas untuk kolom, dan baris dengan kanan dikurangi kiri,
pilih angka bantu yang terbesar, lalu cari biaya terkecil untuk mengisi angka.
Setelah itu arsir jika sudah terpenuhi dan tidak usah diisikan lagi atau
diabaikan yang diarsir.
5
20 Biaya Terkecil
(30-10)
Dari
|
Ke Gudang
|
Kapasitas Toko
|
||||||
P
|
Q
|
R
|
||||||
Toko
X
|
500
|
|
|
1.000
|
-5
|
|||
Toko
Y
|
50
|
|
|
550
|
15
|
|||
Toko
Z
|
450
|
|
|
450
|
10
(30-10)
|
|||
Kebutuhan Gudang
|
1.000
|
500
|
500
|
2.000
|
Iaya
transportasi
= 500 (15) + 500 ()10 + 50 (10) + 500
(10) + 450 (20)
= 7.500 + 5.000 + 500 + 5.000 + 9.000
= 27.000
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan
hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan pada bab terddahulu,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.
Dengan menggunakan Metode Simpleks, dapat diketahui
bahwa Pak Wahman harus membuat meja belajar sebanyak 6 buah dan meja rias
sebanyak 4 buah agar ia bisa mendapatkan keuntungan yang optimal, yaitu dengan
keuntungan sebesar Rp 190.000,-.
2.
Biaya yang paling minimal dengan menggunakan Metode
Transportasi yaitu Metode VAM yaitu Rp 270.000,-
DAFTAR PUSTAKA
http://belajar-informatika.net/index.php?id_bab=1.
http://di2kinfo.blogspot.com/2012/01/makalah-riset-operasional.html.
http://galuh-siliwangi.blogspot.com/2014/01/makalah-riset-operasional.html.
http://nabihbawazir.com/apa-itu-riset-operasi/.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Search
Popular Posts
-
Menggambar Obat Nyamuk Bakar dengan Menu Spiral Tool di CorelDRAW Kali ini aku akan membagi tip cara membuat objek spiral, sebagai obj...
-
kuncinya cukup sabar dan ikhlas seberat apapun beban hidup insya alloh akan terasa ringan
-
Cara Membuat Aplikasi Android dengan Mudah Aplikasi Android (Android APK) adalah hal yang sangat akrab dengan kita, besar sekali permin...
-
Emas Menguat Setelah Kekhawatiran Yunani Memicu Permintaan Haven Tuesday, 9 June 2015 21:41 WIB | PRECIOUS METALS | EMAS Bullio...
-
10 Tips Menjadi Orang Sabar in Psikologi , Tips dan Trik , Tips Sukses - on 18:40 Kesabaran adalah salah satu k...
-
Sampah Plastik, Pengganti Bahan Bakar Kehidupan manusia saat ini tidak terlepas dari penggunaan plastik. Namun disi...
-
kau selalu hadir menghampiriku saat aku menatap y kau menari2 mengikuti irama yg indah dan gerakan sesui bentuk huruf hijaiyah dan t...
-
SEKEDAR MOTIFASI Kalau tujuan akhirmu adalah sebuah nilai dikertas, maka umur dari tujuanmu sama dengan umur tinta printer. semakin lunt...
-
Mengirim pesan Baru di Gmail? Berikut adalah panduan langkah demi langkah tentang menulis dan mengirim pesan: Klik tombol Tulis d...
-
Cara Menulis Huruf Arab di Microsoft Word Windows 8 Postingan kali ini saya akan akan share cara menulis arab di Ms Word windows ...
Recent Posts
Sample Text
Blog Archive
- Juni (70)
Diberdayakan oleh Blogger.
0 komentar:
Posting Komentar